Saluran dan Khalayak Kampanye (LANJUTAN)

 SALURAN DAN KHALAYAK KAMPANYE

Khalayak memiliki karakteristik yang beragam. Dari segi keyakinan, rasa, opini, persepsi pasti ada yang berbeda. Keyakinan pun akan berbeda di setiap khalayak dalam memahaminya.

Ada 5 Model Sistem Keyakinan Rokeach yaitu :

1. Inconsequential Beliefs 

keyakinan yang tidak memiliki konsekuensi apapun) Keberlangsungan keyakinan pada bagian ini tidak membutuhkan konsensus social dan jenis keyakinan ini bukanlah sesuatu yang harus kita pegang teguh. 

Ex. Ungkapan  “RCTI adalah stasiun televisi terbaik”,  “Cinta itu buta”, “angka 13 adalah pembawa sial’’

2. Derived Beliefs

keyakinan yangdidasarkan pada pemegang otoritas, Seperti pejabat, pemerintah polisi, politikus, media massa, Bahkan teman yang memiliki kredibilitas dimata kita.

Ex. “UNPAD adalah Lembaga Pendidikan tinggi  komunikasi terbaik di Indonesia” , “PDI perjuangan  adalah Partainya wong cilik”

3. Authority 
(keyakinan yang sangat spesifik karena berkaitan Dengan “Siapa orang yang kita percayai dan siapa Yang tidak) berhubungan dengan orang-orang yang kita anggap memiliki kewenangan otoritas tertentu dan pada pemegang otoritas lainnya.
Ex. Seorang murid mempercayai apa yang dikatakan gurunya, seorang aktivis partai belajar meyakini 
kebenaran ucapan ketua umumnya
4. Primitive- Without-Consensus Beliefs
Merupakan bagian dari core beliefs.  Lapisan ini sukar berubah karena terdiri atas konsep-konsep keyakinan  yang secara pribadi kita percayai benar dan tidak 
Memerlukan consensus untuk meyakininya. Keyakinan  ini berpusat pada diri sendiri (ego centered).  Mempelajarinya lewat  pengalaman langsung tapi pihak  luar tidak secara otomatis menyetujui keyakinan ini. 
EX.  “saya jujur”, “saya percaya tuhan itu ada”, “ saya  orang bodoh”
5. Primitive- With-Consensus Beliefs
Merupakan inti dari sistem keyakinan (Central Core Beliefs Keyakinan ini diperoleh ketika sangat muda dan secara berkelanjutan memantapkan keyakinan ini sepanjang hidup. Menurut Ferguson (1999), keyakinan dasar meliputi realitas fisik  
ex. Ini pohon, itu tv. Realitas social ex. Saya tinggal dibatam. Hakikat diri, Ex. Saya anak perempuan. 

Menurut Rokeach (Stiff, 1996) mengidentifikasi 2 jenis keyakinan
1. Deskriptif, berkaitan dengan pernyataan-pernyataan tentang objek, orang dan peristiwa faktual yang dapat diverifikasi. 
Ex. Ibukota indonesa adalah Jakarta, 
2. Preskriptif,  keyakinan yang direpresentasikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan dimensi nilai, moral, atau etika orang yang bersangkutan.
Ex. Pemerintah seharusnya tidak ikut campur tangan terhadap kebebasan pers.

Mengapa sikap sebagai studi perilaku manusia perlu dipelajari? Ada 
4 aspek penting sikap yaitu : 

1. Memiliki dimensi afektif
2. Merupakan keyakinan-keyakinan yang terorganisasi
3. Bersifat relative menetap
4. Merefleksikan komponen behavioral dari keyakinan-keyakinan individu


Rokeach (Perloff, 1993) membedakan nilai menjadi 2 yaitu:

1. Terminal values
Berkaitan dengan ukuran dan tujuan kahir yang dijadikan dasar dari suatu eksistensi. Terbentuk dari kristalisasi kognisis/ pemikiran suatu masyarakat. Nilai seperti ini biasanya diwujudkan dalam pernyataan singkat sperti kebebasan, keadilan, kesejahteraan,  kemajuan dan persamaan. 

2. Instrumental values
Berkaitan dengan cara bertindak yang diharapkan dari seseorang atau masyarakat dalam kerangka terminal values. Niali-niali tersebut meliputi kerja keras, pikiran terbuka, kegembiraan, percaya diri, sopan santun, logis, kejujuran dan kemauan untuk memaafkan. 


Menurut Abraham Maslow kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4. Kebutuhan akan rasa harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri


Teori Integrasi Informasi (Information Integration Theory)

- Sistem sikap individup dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterima dan diintegrasikan kedalam sistem informasi sikap tersebut. 
- Derajat bagaimana informasi tersebut dapat mempengaruhi sikap ditentukan 2 variable yaitu, 

1. Valence 
Derajat yang menunjukkan apakah suatu informasi dipandang sebagai kabar baik atau buruk. Jika informasi tertentu mendukung dan sesuai dengan sikap dan keyakinan yang dipegang seseorang maka akan dipandang positif, begitu pula sebaliknya

2. Weight
Bobot pesan yang dikaitkan dengan kredibilitas sumber yang menyampaikan informasi tersebut. Jika seseorang menganggap sustu informasi tertentu sebagai suatu kebenaran ia akan memberikan bobot yang tinggi informasi tersebut. 

Valence menunjukkan bagaimana suatu informasi akan memengaruhi sikap.
Weight menentukan seberapa besar pengaruh tersebut akan timbul



Teori Pertimbangan social (Social judgement theory)

- Menyatakan bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek social  atau isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan yang terjadi dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi. 
- Proses mempertimbangkan isu atau objek social berpatokan pada kerangka rujukan (reference points)

Latitude of Acceptance: Seluruh aspek dari isu-isu yang disepakati
Latitude of Commitment: Berbagai aspek dari isu-isu yang tidak menimbulkan perasaan apa pun
Latitude of Rejection: Berbagai aspek dari isu-isu yang tidak disepakati

Assimilation effect 
Kemampuan mengintegrasikan berbagai isu ke dalam latitude of acceptance meskipun hal tersebut tidak sungguh-sungguh mirip dan berkaitan erat
Contrast effect
Penyatuan suatu isu ke dalam latitude of rejection meskipun tidak jauh berbeda dengan pendapat seseorang


Model kemungkinan elaborasi (Elaboration Likelihood Model)


Dicetuskan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacioppo (1980)
Menjelaskan bahwa keputusan dibuat pada jalur yang ditempuh dalam memproses sebuah pesan. Dalam memproses pesan teori ini membagi 2 cara yaitu:

1. Central Route 
Melakukan evaluasi mendalam terhadap pesan-pesan persuasive yang diterima atau berfokus pada isi pesan, 
2. Peripheral Route
Memproses pesan dengan lebih memperhatikan aspek daya Tarik penyampaiannya, kemasan produk, atau aspek peripheral lainnya serta tidak melakukan evaluasi secara mendalam. 

Grunig menggunakan 4 segmentasi dalam membagi publik :

1. Non Publik
Kelompok khalayak yang tidak menyadari adanya suatu masalah atau tidak memandang apa yang mereka lihat atau rasakan sebagai maslah, apalagi serius
2. Publik Laten
Orang-orang yang menyadari adanya masalah, namun tidak melibatkan diri didalamnya, mereka tidak peduli sehingga tidak mengambil pusing masalah tersebut.
3. Publik Sadar
Adalah orang-orang yang menyadari adanya masalah, terlibat dalam memikirkan masalah tersebut, namun belum mengambil tindakan apapun
4. Publik aktif 
Orang-orang yang secara aktif terlibat dalam mencari pemecahan masalah dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi atau memperbaiki keadaan. 


SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan Media social sebagai media yang disruptif?
Menurut saya, media yang disruptif adalah yang menganggu khalayak karna adanya postingan yang menganggu dan bersifat negatif.


2. Kehadiran Media social menciptakan konsep Post-Truth, Apakah maksud dari konsep tersebut? 
Contohnya adalah kasus penipuan harga Iphone murah oleh saudari kembar bernama Rihana dan Rihani. Hal ini adalah contoh termakan nya kebohongan barang yang dijual murah di sosial media

3. Carilah kasus dengan observasi, tentang penggunaan teori pertimbangan sosial dan Elaboration Likelihood Model (latar belakang kasus, penjelasan teori dan hasil pembahasan kasus dengan teori tersebut)

Contohnya, 
seorang pendaki yang mencap dirinya pecinta gunung, senja dan kopi, ia akan mem-posting foto-fotonya sedang di gunung minum kopi dengan caption yang barangkali menyangkut keindahan alam, kopi, dan senja. Orang lain yang melihat posting-annya akan memiliki penilaian yang berbeda-beda. Ada yang biasa-biasa saja karena memang ia tidak peduli dengan orang tersebut. Ada juga yang menyukainya dan menyebutnya keren karena ia juga pendaki melankolis yang suka kopi dan senja. Tetapi tentu ada juga yang justru mencacinya, ketika orang tersebut beranggapan bahwa posting-an dengan caption itu memualkan perutnya dan ia menggap hal tersebut terlalu hiperbola untuk hidup yang tidak selalu manis ini.

Sesuai teori Sherif, penilaian yang berbeda-beda itu digolongkan menjadi tiga respon, yaitu pendapat yang diterima (latitude of acceptance), pendapat yang ditolak (latitude of rejection), dan pendapat yang tidak diterima dan tidak ditolak (latitude of no comment). Perbedaan itu pada dasarnya menyebabkan dua hal yaitu kontras dan asimilasi.“Contrast is a perceptual distortion that leads to polarization of ideas. Assimilation is the rubberband effect that draws an idea toward the hearer’s anchor, so that it seems that he and the speaker share the same opinion.”[3]Kontras dapat memicu terjadinya penolakan terhadap apa yang di share orang lain di media sosial sedangkan asimilasi dapat membuat seseorang menerima apa yang di share oleh orang lain.

Penerimaan mungkin tidak akan terlalu menjadi masalah di media sosial. Di sisi lain, penolakan justru berpotensi memunculkan beberapa masalah, seperti ujaran kebencian, adanya haters serta muncul dan tersebarnya hoaks di media sosial. Semua masalah yang berawal dari dunia yang kita sebut “maya” itu justru terbawa dalam realitas kehidupan kita. Banyak kita lihat orang tidak saling menyapa lagi satu sama lain sejak ia merasa tersinggung oleh caption di media sosial seseorang. Ada juga keluarga yang sudah tidak saling berjumpa lagi semenjak perbedaan pendapat di grup WhatsApp keluarganya mengenai pemilihan kepala daerah. Jadi, dalam hal seperti itu maya dan realitas hanya dibatasi kata “dan” pada sekarang ini, benar-benar dekat dan saling berpengaruh.








Komentar